Misteri 'Kampung Mati' di Subang Terungkap, YouTuber: Jam 12 Siang, Tapi Auranya Seram


PANTURAPOS
- Pernahkah Anda mendengar keberadaan kampung mati yang terletak di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat?

Pemukiman tersebut mulanya bernama Kampung Palasari yang memiliki konsep hunian rumah panggung (rumah tradisional Sunda).

Kampung Palasari sendiri dikelilingi pohon rindang dan memiliki akses jalan setapak yang sudah dicor.

Namun suasana indah kampung tersebut perlahan hilang dan digantikan dengan kesan seram.

Bukan tanpa alasan, saat ini penduduk aslinya sudah berbondong-bondong meninggalkan kampung hingga hanya tersisa satu keluarga di dalamnya.

Menurut penuturan seorang pedagang yang berjualan di pinggir jalan utama sebelum masuk perkampungan Palasari, Udin, dirinya sempat mendengar kesaksian penduduk 'terakhir' yang masih tinggal di kawasan tersebut terkait alasan mengapa warga lain 'kabur'.

Dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Alman Mulyana, Udin mengatakan penyebab kampung ditinggal penghuninya lantaran letaknya yang terlalu terpencil.

“Itu kalau saya tau dari Pak Sumpena (nama warga yang tersisa di Kampung Palasari) karena keterpinggiran, anak-anak ke sekolah jauh, akses ke pasar jauh. Tapi sekarang tinggal sisa tiga orang lagi (1 keluarga) itu Pak RT Pak Sumpena, istri, sama anaknya satu, ” kata Udin seperti dikutip pada Jumat, 29 Oktober 2021.

Faktor lainnya seperti akses layanan internet dan listrik yang belum menjangkau daerah itu jadi salah satu penyebab warga sekitar enggan tinggal.

“Karena memang di era modern kaya sekarang ini, berat banget ya tinggal di kampung tanpa listrik, tanpa internet,” kata Alman.

Alman, YouTuber yang meliput kondisi kampung mati ini menuturkan bila pemukiman yang ditinggal warga masih sangat layak untuk dihuni.

“Jalan menuju kampung ini walaupun berada di tengah hutan ya, bagus. Dan ini juga rumah-rumah yang ditinggal sama warga, bagus tuh. Ini padahal buat ngadem di sini itu enak,” kata ucap Alman sambil menelusuri jalan setapak.

Namun karena kondisi daerah sekitar yang sepi tak berpenghuni, Alman menilai suasana di sana terasa menyeramkan.

“Padahal jam 12 siang, tapi asli auranya itu serem-serem gimana gitu. Dan katanya di sini tuh masih banyak hewan buas, karena benar-benar berada di tengah hutan, di atas gunung,” tutur Alman.

Sayangnya saat menyusuri Kampung Palasari, Alman tidak berhasil bertemu dengan satu keluarga yang kabarnya menjadi satu-satunya penghuni terakhir di kampung mati itu. ( Red )


0 Comments