DETIKWARGA -
Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno membantah tidak melakukan
koordinasi dengan Kementerian Perhubungan soal penutupan Jalan Jati Baru Raya,
Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Kalau koordinasi, kita ke semua, dan kita akan terus
tingkatkan koordinasi. Dan kami tentunya membuka kesempatan untuk
masukan-masukan, dan itu akan ditanggapi dan kaji," ujar Sandiaga di Balai
Kota DKI Jalan, Selasa (2/1/2018).
Pemerintah DKI mulai melakulan penutupan Jalan Jati Baru
Raya, Jumat (22/12/2017) lalu. Saat itu dimulai penataan kawasan Tanah Abang
tahap pertama pemerintah DKI. Penutupan itu dilakukan dari pukul 08.00 WIB
sampai dengan 18.00 WIB.
Penutupan jalan yang dilakukan pemerintah DKI, tidak
dilakukan selama 24 jam dan masih dalam tahap uji coba. Politikus Partai
Gerindra itu perbolehkan Pedagang Kaki Lima berjualan di jalan karena tidak
ingin pedagang merugi karena tidak dapat pemasukan.
"Karena ini bukan kebijakan yang permanen, tapi
sementara. Fokus kami sesuai permintaan Jokowi (Presiden Joko Widodo) untuk
memberantas kemiskinan, dan ketimpangan kebijakan," kata Sandiaga.
Dengan banyaknya pedagang, Sandiaga mengklaim tingkat
pengangguran di Jakarta bisa berkurang. Dengan begitu, pemerimtah bisa membantu
rakyat kecil.
"Tidak ada angka kemiskinanan tambahan, jangan sampai
ketimpangan kita semakin melebar," kata Sandiaga.
Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tidak
setuju kalau PKL berjualan di jalan raya. Dia mempertanyakan kebijakan
pemerintah DKI yang menutup akses transportasi di Jalan Jati Baru Raya,
sehingga justru menyulitkan pengguna jalan. 'Terobosan' Anies-Sandi itu membuat
macet. (suaracom)
0 Comments