DETIKWARGA.COM - Badan
antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan bukti baru yang dapat berujung
pada kesimpulan bahwa kehidupan di Bumi bukanlah satu-satunya di alam semesta.
Pada Senin (19/6), NASA merilis daftar 219 planet yang
kemungkinan menyembunyikan kehidupan. Sepuluh planet di antaranya memiliki
kemiripan jenis permukaan, ukuran, hingga suhu dengan Bumi, sehingga memiliki
kemungkinan lebih tinggi untuk ditinggali makhluk hidup.
Dilansir The Independent (20/6), planet-planet tersebut
berada di 'zona Goldilocks' tata surya mereka. Zona Goldilocks, yang sering
juga disebut sebagai zona habitasi, merupakan area di sekitar sebuah bintang
yang memungkinkan planet yang berada di dalam area itu memiliki air cair di
permukaannya.
Mereka tidak terlalu dekat dengan bintangnya, sehingga tidak
terlalu panas, atau terlalu jauh sehingga terlalu dingin dan membuat air
membeku. Bumi merupakan salah satu contoh planet yang berada di zona Goldilock
dari Matahari. Bahkan 7 dari 10 planet itu mengorbit bintang-bintang yang mirip
dengan Matahari.
Temuan ini menurut NASA, bukan serta-merta berarti
planet-planet itu memiliki kehidupan makhluk asing. Tetapi lebih bermakna bahwa
10 planet itu memiliki prasyarat dasar yang diperlukan agar ada kehidupan bisa
berkembang di dalamnya.
"Apakah kita sendiri di alam semesta ini? Kepler hari
ini, mungkin secara tidak langsung, telah mengatakan bahwa mungkin kita tidak
sendirian," kata Mario Perez, seorang ilmuwan program Kepler di NASA,
dilansir The Guardian (20/6).
Dengan penemuan ratusan planet baru itu, Kepler total telah
berhasil mengidentifikasi 4.034 kandidat planet yang 2.335 di antaranya telah
dikonfirmasi oleh teleskop lain sebagai eksoplanet. Namun jumlah tersebut baru
mengambil bagian sekitar 0,25 persen dari langit malam.
"Anda membutuhkan 400 Kepler untuk menutupi seluruh
langit," ujar Perez.
Hingga kini sebanyak 49 di antara ribuan planet itu diyakini
memiliki ukuran yang mirip dengan Bumi.
Di antara temuan terbaru tersebut, planet yang mungkin bisa
menjadi pengganti Bumi adalah KOI 7711.01. Planet ini memiliki ukuran hanya 30
persen lebih besar, dan mengorbit bintang seperti Matahari yang berjarak 1.700
tahun cahaya.
KOI 7711.01 berada di wilayah yang tepat sehingga
mendapatkan kehangatan dari sinar bintang yang dikelilinginya. Oleh karena itu air
yang cair berpotensi merendam permukaannya.
"Planet ini mendapatkan jumlah panas yang sama dengan
yang kita dapatkan dari bintang kita sendiri," kata Susan Thompson SETI
Institute. Tetapi ada banyak hal yang tidak kita ketahui tentang planet ini.
"Sulit untuk mengatakan apakah itu benar-benar sebuah
kembaran Bumi --kita perlu tahu lebih banyak tentang suasananya, apakah ada air
di planet ini," tambahnya.
Temuan ini merupakan hasil intipan teleskop antariksa Kepler
milik NASA selama empat tahun. Dari bulan Maret 2009 sampai Mei 2013, Kepler
memantau sekitar 145.000 bintang seperti Matahari di bagian kecil langit malam
di dekat rasi Cygnus.
Kepler, merupakan sebuah teleskop yang ditempatkan di
atmosfer Bumi dan bertugas untuk memindai luar angkasa, mencari planet-planet
baru di Galaksi Bima Sakti.
Sayangnya misi Kepler mengalami masalah teknis pada 2013,
ketika beberapa perangkat yang berfungsi untuk mengendalikan arah teleskop itu
rusak. Meski demikian Kepler terus dioperasikan oleh NASA.
Mulai 2018 NASA akan menggantikan peran Kepler dengan
teleskop antariksa baru bernama Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS).
Teleskop ini akan menjalankan misi selama dua tahun, dengan target mempelajari
200.000 bintang paling cemerlang yang berlokasi di sekitar Bumi. (BT)
0 Comments