DETIKWARGA -
Menjelang Pilpres 2019, nama Presiden Joko Widodo memiliki modal sangat kuat
untuk kembali memimpin Indonesia. Modal Jokowi dianggap lebih kuat dibanding
saat Presiden Indonesia ke-enam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hendak
mencalonkan sebagai Presiden di periode kedua.
Hal itu mengacu pada survei terbaru yang dirilis Saiful
Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk, 'Tahun Politik 2018: Kekuatan
Partai dan Calon Presiden'.
Direktur Utama SMRC, Djayadi Hanan mengatakan, elektabilitas
Jokowi menjelang Pilpres sebagai petahana cukup tinggi. Dia berada di angka
53,8 persen. Sedangkan, elektabilitas SBY pada periode yang sama di tahun 2008
hanya mencapai 33,1 persen.
"Dua tahun menjelang Pilpres, Jokowi sudah mendapat
suara mayoritas mutlak meskipun jumlah calonnya sangat banyak atau
semi-terbuka," kata Djayadi saat merilis temuannya di kantor SMRC,
Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2018).
Selain itu, ketika nama Jokowi dan SBY diadu dengan
nama-nama rivalnya, mantan Wali Kota Solo itu tetap unggul dibanding suara SBY
pada periode jelang pilpres.
Dipaparkan Djayadi, dalam simulasi dua nama, yakni SBY dan
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada 2006-2008 elektabilitas SBY sebesar
52,3 persen.
"Sedangkan ketika Jokowi vs Prabowo di 2017, elektabilitas
Jokowi mencapai 64,1 persen," paparnya.
"Posisi sangat kuat ini tidak didapat SBY pada waktu
yang paralel. Jadi, dari data trend, peluang Jokowi lebih baik dibanding SBY
ketika itu," tambah Djayadi.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan pada 7-13 Desember
2017 dengan melibatkan 1220 responden. Sampel ditarik secara muitistage random
sampling dengan Margin of Error sebesar 3,1 persen. (kricom)
0 Comments