DETIKWARGA -
Sejumlah nama masuk dalam susunan tim Komite Pencegahan Korupsi Pemprov DKI
Jakarta. Dua di antaranya cukup dikenal publik, yakni mantan pimpinan KPK
Bambang Widjojanto dan mantan Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno.
Pengamat Politik Ray Rangkuti menduga, ada kepentingan
politik di balik penunjukan nama-nama itu.
"Dengan memilih Bambang dan tokoh lainnya, satu
strategi Anies tengah mengumpulkan kekuatan politik. Pertama konteksnya akan
bergaining dengan kekuatan partai," kata Ray kepada Kricom.id di Jakarta,
Kamis (4/1/2018).
Ray menyebut, tim ini semakin menunjukkan kalau orang nomor
satu di Jakarta ini hanya bagi-bagi kekuasaan saja.
Faktor lainnya adalah adanya indikasi tarik menarik
kepentingan partai politik pengusung Anies yang bisa menghambat jalannya
pemerintahan.
"Kan ke depan ini sebetulnya hadap-hadapan dia
langsung dengan Gerindra dan PKS, sementara orang-orang di samping dia
mempunyai efek politik yang kuat. Jadi bagian strategi naik ke 2019,"
tuturnya.
Direktur Lingkar Madani Indonesia ini pun sesumbar, tim ini
perlahan bisa mengatasi dominasi yang ada di partai pengusungnya.
"Bisa dengan jangka pendek adalah bagaimana mengatasi
kemungkinan dominasi Gerindra dan PKS," pungkas Ray.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan resmi membentuk Tim
Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) di bidang pencegahan korupsi
dengan nama Komite Pencegahan Korupsi (Komite PK) Jakarta di Balai Kota, Rabu
(3/1/2018) kemarin.
Ada pun agenda utama dari Komite PK adalah d ibidang tata
kelola pemerintahan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Komite PK sendiri ketuai
oleh Pimpinan KPK Periode 2011-2015, Bambang Widjojanto.
Sementara anggota komite PK terdiri dari Aktivis LSM HAM
Nursyahbani Katjasungkana, Mantan Wakapolri Komjen (purn) Oegroseno, Peneliti
Tata Pemerintahan Tatak Ujiyati serta Muhammad Yusuf. (kricom)
0 Comments