DETIKWARGA -
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memulai program penataan kawasan Tanah
Abang pada hari ini. Salah satu kebijakannya adalah penutupan Jalan Jatibaru
Raya yang berada di depan Stasiun Tanah Abang, pada pukul 08.00-18.00 WIB
karena digunakan untuk berjualan para PKL.
Seorang pedagang baju anak-anak, Irwandi (43) mengaku agak
khawatir dengan kebijakan tersebut. Pria asal Padang Pariaman ini khawatir
bakal terjadi kekisruhan dengan pengguna jalan karena saling berebut lahan.
“Takutnya ribut dengan pengendara mobil pribadi dan angkutan
umum,” kata Irwandi ditemui di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat,
Jumat (22/12/2017).
Sambil menata pakaian daganganya, Irwandi berharap Pemprov
DKi tidak hanya memikirkan kepentingan pedagang saja.
"Karena Tanah Abang bukan hanya PKL yang terlibat,
tetapi juga sopir angkutan umum dan pejalan kaki," ujarnya seraya duduk
bersila.
Hal serupa juga dikeluhkan Ipul Amirullah (21), pedagang
dompet dan tas pria. Dia mengatakan kebijakan tersebut dikhawatirkan akan
membuka peluang bagi PKL dari luar Tanah Abang untuk ikut berjualan di Jalan
Jati Baru.
"Jika disewakan, ditakutkan hanya orang-orang tertentu
saja yang bisa mendapatkan lahan berjualan, terus bisa sinis-sinisan,"
katanya.
Menurutnya seharusnya PKL yang berhak mendapatkan tempat
untuk berjualan adalah mereka yang sudah lama berjualan di Tanah Abang.
Menurutnya sebagian besar PKL di Tanah Abang berasal dari luar daerah.
"Saya pikir tidak adil jika kepala daerah hanya
mementingkan masyarakatnya sendiri, sedangkan pendatang diabaikan," kata
pria yang sudah dua tahun berjualan di Tanah Abang ini.
Sopir Angkot M 11 rute Tanah Abang-Kebon Jeruk bernama Ivan
(32) juga menentang kebijakan tersebut.
Menurutnya, kebijakan menutup jalan untuk mewadahi pedagang
kaki lima (PKL) tak bisa dibenarkan. Penjual mestinya beraktivitas di pasar,
bukan di jalan umum.
“Sudah enggak jelaslah ini pemerintah. Yang namanya jalan ya
buat kendaraanlah,” ujar Ivan kesal.
"Apalagi saya biasa berharap sama penumpang kereta yang
turun. Kok ini malah gak boleh lewat," kata Ivan yang yakin omzet Rp 100
ribu per harinya bakal turun.
Ivan semakin khawatir penutupan jalan tersebut akan membuat
bingung penumpang yang ingin menuju Stasiun Tanah Abang. Penumpangnya juga
harus berjalan kaki dari Blok G menuju toko yang mereka tuju karena kendaraan
tidak boleh lewat. (kricom)
0 Comments