DETIKWARGA - Muncul kekhawatiran dari panitia
penyelenggaraan Milad 212. Satu di antaranya datang dari Ketua Penyelenggara
Milad 212, Muhammad Al Khaththath. Dia khawatir jelang kegiatan Milad 212,
polisi kembali menangkap jajaran penyelenggara.
Kekhawatiran itu bukan tanpa sebab. Terlebih dalam aksi yang
diselenggarakan umat Islam sebelumnya, polisi acapkali beraksi. Korps
Bhayangkara menangkapi aktivis sebelum aksi umat Islam digelar.
"Cuma saya khawatir saja, tiba-tiba saya diambil lagi.
(Disebutnya nanti) akan menggerakkan massa dari Monas ke DPR," katanya
saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2017).
Contoh penangkapan, terjadi dalam jelang Aksi Super Damai
212 pada 2 Desember 2016 lalu. Setidaknya beberapa aktivis ditangkap atas
dugaan makar.
Karenanya Al Khaththath menjelaskan, Milad 212 yang
diselenggarakan di Monas, Sabtu (2/12/2017) besok, tidak memiliki muatan
politis. Kegiatan Milad 212 hanya ungkapan syukur sekaligus perayaan Maulid
Nabi Muhammad SAW.
"Jadi banyak yang nanya apa agendanya? Ya bersyukur.
Bersyukur kan perintah Allah," ujarnya.
Dia mengelak jika kegiatan Milad 212 disebut sebagai aksi
massa atau biasa dikenal dengan demonstrasi. Karena kegiatan Milad 212 adalah
kegiatan bersyukur yang jelas berbeda jauh dengan demonstrasi.
"Ini juga tidak bisa disebut aksi, tapi kegiatan
bersyukur yang dilindungi negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa," ungkap dia.
Sebagai informasi, Milad 212 akan diselenggarakan umat Islam
di Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017) besok. Acara akan dimulai
dari pukul 03.00 WIB dan selesai setelah ibadah salat Zuhur. (kricom)
0 Comments