DETIKWARGA - Donatur dan elit politik yang membekingi Reuni
Akbar Aksi 212 disebut-sebut memiliki agenda terselubung. Mereka rela
menggelontorkan dana dalam jumlah besar agar aksi itu menimbulkan dampak luas
bagi masyarakat.
"Hampir tak mungkin kegiatan yang melibatkan aksi
massa dalam jumlah besar tanpa ada pendana atau bandar di baliknya,
sulitlah," kata pengamat politik dari Indonesia Public Institute, Karyono
Wibowo kepada Kricom di Jakarta, Rabu (29/11/2017).
Menurut Karyono, para donatur ini berkepentingan dalam
agenda politik ke depan seperti pilkada serentak dan pilpres. Namun, dia enggan
menyebut siapa saja yang mendanai aksi itu.
"Itu sama dengan merusak sendi-sendi kehidupan bangsa
yang toleran dan berbhinneka tunggal ika, termasuk sila ketiga Pancasila,
Persatuan Indonesia," tuturnya.
Penggunaan kata 'reuni akbar alumni' pada kegiatan 212
mendatang juga dinilainya enggak nyambung.
"Lagi pula apa yang mau direunikan? Kalau misalnya
kampus yang ada alumni HMI, PMRI, atau GMNI, bolehlah," tutupnya seraya
terheran-heran. (kricom)
0 Comments