JAKARTA - Ahok
adalah fenomena. Itu sudah jelas dan tidak terbantahkan. Saking fenomenalnya,
Ahok mendapatkan pertentangan luar biasa dari orang yang lahan upeti, mafia,
dan korupsinya diambil. Bahkan warga yang menyerobot tanah pemerintah dan
daerah sepadan sungai dijadikan alasan untuk menyingkirkan Ahok dengan alasan
peduli dan keadilan.
Peduli dan keadilan dengan memberikan mereka hak, padahal
kehadiran mereka di daerah bantaran sungai merusak hak orang lain untuk tidak
terkena banjir. Diberikan rumah susun yang manusiawi malah dikatakan sebagai
tindakan tidak manusiawi. Sangat keterlaluan.
Kasus Ahok yang didakwa sebagai penista agama pun
digulirkan. Agama dipakai untuk menyerang Ahok yang memang statusnya double
minorotas, sudah Kristen… Cina lagi. Tetapi hal itu tidak menyurutkan
kefenomenalan Ahok. Seperti yang disampaikan SBY dalam ceramahnya di markas
FPI, Kebenaran itu abadi. keadilan juga abadi (Baca >>>
https://seword.com/politik/sby-turun-gunung-demi-agus-bukan-melakukan-orasi-ini-yang-dilakukan-pak-mantan/).
Ya, apapun usaha orang, kebenaran dan keadilan tetap akan hidup.
Kebenaran dan keadilan kepada Ahok menjadi sebuah kenyataan
dengan dukungan warga yang memberikan sumbangan kepada Ahok. Sumbangan bahkan
terpaksa ditutup karena sudah mencukupi kebutuhan kampanye Ahok. Padahal masih
banyak lagi yang mau memberikan sumbangan untuk dana kampanye Ahok.
Status ahok yang tersangka tidak menyurutkan niat warga
mendukung Ahok. Mereka ingin memperjuangkan Ahok sebagai wakil mereka di
eksekutif. Mereka mendukung bukan karena satu agama, melainkan sati ideologi
Pancasila dan Kebhinekaan. Pastinya karena mereka merasakan langsung perubahan
yang dilakukan Ahok.
“Pencapaian sebesar Rp 60,1 miliar kami rasa sudah sangat
mencukupi untuk memberikan support pendanaan segala sesuatu untuk kampanye
kemenangan pasangan nomor 2, Pak Basuki dan Pak Djarot,” kata Wakil bendahara
tim pemenangan Ahok-Djarot, Joice, di Posko Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat,
Rabu (11/1/2017).
“Kami tidak ingin menggunakan kesempatan atau euforia ini
mumpung orang-orang mau memberikan uangnya terus kami melanjutkan. Karena kalau
memang sudah cukup kami stop,” ucap Joice.
Dari sumbangan sebesar 60,1 miiar tersebut, Rp 45,6 Miliar
berasal dari sumbangan perseorangan, sedangkan Rp 14,4 miliar dari badan usaha.
Ini menunjukkan bahwa banyak individu yang memang memberikan dukungannya kepada
Ahok. Bukan apa-apa, individu inilah yang menjadi bukti bahwa warga memberikan
dukungan nyata kepada Ahok.
Tidak berhenti disitu. Semalam, Sabtu (4/2/2017), di eks
Driving Range Senayan, fenomena Ahok berlanjut. Ahok yang sudah mendapat
sumbangan dana 60,1 miliaar, kini mendapatkan bantuan digelarnya konser dengan
harga miliaran rupiah. ratusan artis dengan bayaran jutaan hingga ratusan juta
berkumpul mendukung Ahok. Mereka melakukan pagelaran seni sesuai keahlian
masing-masing. Hebatnya, mereka tidak dibayar dan biaya panggung serta
pengamanan dibayar dengan sumbangan sukarela.
“Tidak ada satu pun penampil yang dibayar kecuali kru yang
untuk stage manager, tata panggung, sound system dan lain-lain. Tapi mereka itu
memberikan harga yang spesial. Bayar tempat, pengamanan aja,” kata Ketua
Panitia #KonserGue2, penata artistik Jay Subiakto.
“Semua penyandang dana harus punya NPWP. Jadi semuanya
transparan, yang nyumbang harus jelas. Ada batas jumlahnya juga buat yang
nyumbang,” ucapnya.
Ahok memang gila. Sudah dapat sumbangan miliaran rupiah,
kini dapat konser artis pendukung senilai miliaran rupiah. Hal yang tidak bisa
dilakukan oleh paslon lain. Mereka mengeluarkan dana pribadi miliaran dan
bahkan harus membayar agar massa berkumpul. Artis pendukung mereka pun tidak
akan mau mengurusin panggung seperti #KonserGue2 tanpa bayaran. Memang sejalan
dengan gaya paslon yang mereka dukung.
#KonserGue2 adalah pembeda ahok dari paslon lain.
#KonserGue2 adalah bukti bahwa Ahok dicintai warganya. #KonserGue2 juga adalah
pembuka jalan Ahok untuk kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta Baru, Jakarta
yang diimpikan setiap warganya. #KonserGue2 ini jugalah yang sebelumnya
menghantar Jokowi 3 tahun yang lalu menjadi Presiden.
Jadi, tidak usah bingung dan ragu. Pilihlah pemimpin yang
didukung secara partisipatif oleh warganya. Tidak usah pilih paslon yang
peponya sibuk buat berita hoax pembuat gaduh dan paslon yang salah satu
calonnya punya kepentingan bisnis yang besar. Pilihlah cagub dan cawagub rakyat
untuk memimpin rakyat tanggal 15 Februari 2017.
Penulis : Palti Hutabarat Sumber : Seword .com
loading...