JAKARTA -
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki
Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat mengumpulkan dana kampanye dari
sumbangan warga. Bahkan, mereka telah berhasil mengumpulkan Rp 60,1 miliar
hingga 11 Januari 2017.
Basuki atau akrab disapa Ahok ini mengatakan, dana yang
telah dihimpun tersebut belum habis digunakan untuk kampanye. Rencananya, dana
lebih tersebut akan ditransfer ke rekening negara.
"Mungkin kita akan berikan Rp 4 miliar lebih ke kas
negara," katanya di Rumah Pemenangan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat,
Sabtu (11/2).
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, pihaknya
menutup masa penerimaan dana kampanye pada tanggal 6 Januari 2017 karena
khawatir pertanggungjawabannya nantinya. Keputusan tersebut sempat dikritik
oleh salah seorang temannya.
"Sampai teman saya marah. Hok lu tega ya. Masa gua
enggak dikasih kesempatan nyumbang. Gua mau bikin gala dinner enggak diterima
sama tim lu. 'Udah kebanyakan gua tutup' saya bilang," tutupnya.
Sebelumnya, Ahok telah berhasil mengumpulkan sebanyak Rp 60,
1 miliar hingga 11 Januari 2017. Namun kini pasangan calon petahana ini telah
menutup rekening dukungan tersebut.
Basuki atau akrab disapa Ahok ini mengatakan, dana tersebut
akan digunakan untuk membayar saksi saat pemilihan gubernur DKI tanggal 15
Februari nanti.
"Paling banyak kita mau bayar saksi nanti,"
katanya di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin (16/1).
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, setiap saksi
akan mendapat pelatihan dalam mengawasi pemilihan di Tempat Pemungutan Suara
(TPS). Dana juga dipakai untuk akomodasi saksi pada hari H.
"Kita akan beli baju mereka dan urus mereka. Itu dana
paling besarnya," tutup Ahok.
Sebelumnya tim pemenangan Ahok- Djarotmengumpulkan dana
mulai dari sumbangan langsung, penjualan baju hingga melakukan gala dinner.
Semua sumbangan sudah dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.
MERDEKA